Sabtu, 22 Mei 2010

Kisah Kasih Sekolah

Masa-masa SMA Cira tidaklah seindah yang ia bayangkan. Bersekolah di sekolah yang tidak ia sukai sangatlah membuatnya jengkel. Namun Mama tak mau mendengar keinginan Cira. Mama bilang, di sekolah yang ia tempatin sekarang ini, adalah sekolah terbaik di kotanya. Tapi tetap saja Cira tak mau mengerti. Meski dengan berat hati, kaki Cira pun tetap melangkah. Berjalan seperti tanpa niat, membawa peralatan sekolah seadanya, sampai baju seragam yang tidak rapi untuk seorang gadis 15 tahun.

Masa Orientasi Siswa pun dimulai, tapi Cira tetap tak bersemangat untuk mengikutinya. Meskipun Mama sudah memberikan uang saku yang cukup besar untuk anak kelas 1 SMA. Sampai pada suatu ketika, kakak kelas Cira, Deqi yang ketua OSIS di SMA tersebut menegurnya. "Hei anak baru, kenapa kamu melamun?", bentak Deqi yang belum tahu nama Cira. "Sudah jelas ada kakak kelas yang sedang bicara di depan, kamu malah tidak memperhatikan!!", lanjut Deqi. Cira yang sama sekali tak tahu dirinya kena masalah, hanya bisa diam cemberut. Hal ini tentu saja membuatnya tambah jengkel bersekolah disini. "Huuufffff.... membosankan sekali disini", gumam Cira.

Setelah MOS selesai, Cira berharap tak ada lagi masalah-masalah sepele yang mengganggunya. Dan dia berharap dia bisa bertemu seorang teman yang bisa memperbaiki kekesalannya bersekolah disini. Keinginannya pun tercapai. Cira berkenalan dengan seorang gadis yang kalem sekali, Rufi namanya. Cira sangat senang ada yang bisa dia ajak ngobrol selama di sekolah.

Cira dan Rufi berteman akrab. Cira menceritakan bahwa dia sangat tidak suka bersekolah disini, karena bukan sekolah gaul seperti yang dia harapkan. Namun Rufi berkata lain. Rufi justru sangat senang dan bangga dia bisa bersekolah disini. Apalagi Rufi masuk SMA ini berkat beasiswa yang dia dapatkan sewaktu SMP. Cira yang tadinya sangat sebal ada di sekolah ini, menjadi berubah. Dia kagum pada Rufi yang sangat bangga dengan beasiswa yang didapatkannya un tuk bersekolah disini.

Bulan-bulan berlalu, tak terasa Cira dan Rufi sudah kelas 2 SMA. Dan ternyata ada yang diam-diam mengaggumi Cira. Deqi nama cowo itu. Dia masih menjabat sebagai Ketua OSIS sampai saat ini. Deqi sudah punya pacar, Oza namanya. Oza yang cantik, tipe cewe yang egois dan mau menangnya sendiri. Dan dia sangat bangga memiliki Deqi, meskipun Deqi tak pernah suka padanya. Sampai pada suatu ketika Deqi memutuskan hubungannya denganOza karena Deqi sudah tak tahan lagi. Oza marah. Marah besar karena tidak pernah menyangka bahwa Deqi akan pergi darinya.

Deqi ternyata memutuskan Oza untuk mendekati Cira. Dan Cira tidak tahu akan hal itu. Oza yang sudah mengetahui hal itu, sangat benci pada Cira. Oza melabrak Cira. Padahal Cira tak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Berani-beraninya lw ya ngerebut cowo gue?!!!", ucap Oza pada Cira saat sepulang sekolah. Cira yang tidak tahu apa-apa diam saja, karena merasa dia tak bersalah. Cira dituduh merebut Deqi.

Deqi menyatakan rasa cintanya pada Cira. Dan hal ini membuat Cira kaget. Cira tak pernah menyukai Deqi, meskipun banyak orang-orang bilang kalau Deqi itu tampan. Tapi hati Cira tetap tak bergeming. Deqi yang sudah ditolak Cira, tak pernah kehabisan akal untuk memiliki Cira. Setiap hari Deqi selalu memberi perhatian pada Cira. Rufi mamberi saran pada Cira untuk menerima cinta Deqi, tapi Cira tetap tak mau. Karena Cira tahu, Oza sangat mencintai Deqi. Dan menurut Cira, cinta itu ga penting selama hanya ada obsesi yang terlintas di benak setiap manusia.

Kemudian Cira menjelaskan pada Deqi bahwa Oza sangat butuh dirinya dibanding dia. "Oza sangat mencintai kamu Kak...", kata Cira. Dan akhirnya Deqi pun mengerti, Deqi berterima kasih pada Cira yang sudah berusaha menghargai perasaan Oza dan dia sendiri. Cira pun merasa senang karena akhirnya, Cira tak perlu repot-repot menjadi omongan 1 sekolah dengan image perebut cowo orang.


Cerpen by: Ice Cream Chocolate

Tidak ada komentar:

Posting Komentar